“Kita tidak sendirian. Beribu-ribu orang bergantung pada kita. Rakyat yang tidak pernah kita lihat. Dan rakyat yang tidak akan pernah lihat kita. Tetapi kita melakukan hal-hal yang akan menentukan jadi apa mereka. -Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikusumo”
”
Tepat hari ini Prabowo Subianto Djojohadikusumo, calon presiden Republik Indonesia pada pilpres 2019, berulang tahun ke-67. Maka, saya ingin sekali menuliskan ini sebagai catatan saya atas sosok inspiratif yang melandasi sikap dan karakter Prabowo sejak kecil. Catatan yang mungkin jauh lebih dalam dari sekadar hanya biodata yang banyak kita semua sudah mafum.
Sebagai biograf super pemula, saya menemukan bagaimana masa kecil kita, pengalaman dan jejak semangat dari setiap orang di sekitar kita, terutama keluarga inti, adalah sumber panutan bagaimana kita menjejak hidup kita di masa dewasa nanti. Pada Prabowo Subianto, jejak itu dimulai dari masa balita. Ketika ia bahkan belum bisa membaca, kakeknya sudah menanamkan cerita kepahlawanan paman-pamannya yang menjadi dasar sikap yang diambilnya kini. Termasuk ketegasan dan keteguhannya akan cita-citanya untuk Indonesia di masa depan.
Pagi ini, saya jelang pertemuan dengan teman-teman situs Perempuan Indonesia Raya (PIRA) dan Ibu Bianti Djiwandono di kantor DPP Gerindra Ragunan, dan karena kepagian, kutipan di dinding lantai dua ini betul menjadi perhatian saya. Kutipan yang menjadi catatan penjelas, bagaimana Prabowo Subianto sangat terinspirasi oleh almarhum pamannya, Soebianto, pahlawan remaja dari Pertempuran Lengkong tahun 1946. Kutipan yang juga klop dengan tuturan kakeknya di dalam biografinya. Bukan baru saja atau sengaja dibuat akhir-akhir ini.
Selamat ulang tahun, Pak Prabowo!
Selalu, keteguhan sikap menjadi teladan yang bisa digugu dan ditiru anak-anak muda Indonesia. Di mana pun. Terima kasih banyak sudah memberikan teladan itu.