Ketua Umum IPSI sekarang, yang juga Ketua Umum Partai Gerindra dan Calon Presiden 2019, Prabowo Subianto, tak pernah putus memberi segala dukungan bagi atletnya. Moril, terlebih materil. Bukan sejak setahun dua tahun lalu, tetapi sedikitnya sepuluh tahun lalu. Kita tahu, di Indonesia, pembinaan olahraga sandungan terbesarnya adalah dana. Tak bisa hanya harapkan pemerintah yang gelontorkan dana cukup. Harus ada seorang insan Indonesia yang dengan tulus mau merawat dan mendedikasikan hidup dan materi untuk pengembangan olahraga dan pembinaan para atletnya. Terlebih Pencak Silat yang adalah ilmu kanuragan asli dari nenek moyang Indonesia.
Seorang kader Partai Gerindra yang mengikuti cukup banyak pembinaan Pencak Silat dalam sentuhan tangan Prabowo, mengingat bahkan padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menjadi saksi bisu, bagaimana seriusnya pembinaan ini ditangani. Tahun 2004, padepokan sudah dipugar nyaman dengan asrama atlet. Sehingga tempat ini bisa menjadi pemusatan latihan yang mumpuni bagi pesilat-pesilat berbakat dari segala usia di seluruh tanah air. Sangat bangga, bila para pesilat berbakat sudah masuk Padepokan TMII.
Prabowo Subianto juga yang selalu memompa semangat atletnya lewat jargon: “Pencak Silat, Bela Diri Indonesia” atau “Bela Diri, Bela Bangsa”. Kita mudah melihat jargon-jargon ini dicetak besar dan tersebar di seluruh padepokan Pencak Silat TMII. Tempat penyelenggaraan seluruh pertandingan cabang olahraga Pencak Silat.

Akreditasi foto: Adhan-DPP Partai Gerindra
Bila Anda berada di antara 3.000 penonton di sini dan menyaksikan laga demi laga, tak ada kata lain selain bangga. Begitu bangga menyaksikan ratusan pesilat cilik meneriakkan INDONESIA, lagu perjuangan, sampai nama para kakak seniornya yang sedang berlaga di atas matras. Mereka semua memang seperti keluarga.
Dalam tahun politik ini, seringkali berita baik, contoh yang memotivasi, ketulusan kerja, tertutup dan tak terdengar lagi. Semua kita sibuk saling tuding-menuding, merasa kubunya yang paling benar, dan paling banyak berbuat positif. Jadi, bila ada suara nyinyir yang bilang: “Ke mana kubu sebelah, kok tidak mau terlibat di Asian Games?” atau seorang guru saya di FISIP UI dulu menulis di medsosnya, “Saya tidak melihat satu pun prestasi di kubu sebelah!” …
Anda-anda ini seharusnya hadir di Padepokan TMII. Lewat Pencak Silat, kita gandeng tangan. Bela diri, bela bangsa. Indonesia!