Wartawan peliput era reformasi 1998-2000-an pasti kenal baik dengan politisi senior pendiri PDI-Perjuangan, almarhum Haryanto Taslam atau biasa dipanggil Hartas. Saat Partai Gerindra berdiri tahun 2008, Hartas bergabung dan berkiprah di partai ini sampai tutup usia tahun 2015.
Siang tadi saya berbincang panjang dengan putri satu-satunya, anak kedua mendiang Hartas yang juga menurut jejak sang ayah terjun ke politik praktis: drg. Putih Sari Taslam. Putih (34), anggota DPR RI Komisi IX, pertama kali menjejak dunia politik tahun 2008. Partai Gerindra pilihannya sampai kini. Ia menjadi anggota DPR RI untuk dua periode: 2008-2014 dan 2014-2019. Anggota termuda ketika itu, karena usianya belum genap 24 tahun ketika terpilih untuk mewakili Karawang, Purwakarta dan Bekasi.
Tipsnya ini mungkin penting sekali disimak para kader perempuan politik dari manapun ia berasal. “Menjadi wakil mereka sederhananya adalah silaturahmi dan mendengar. Dan sebenarnya itulah yang saya lakukan ketika saya turun lapangan ke daerah pemilihan (dapil),” kata ibu seorang anak ini. Lalu, ia bicara soal cost politics (bukan money politics), belajar politik dari bawah, untungnya (dan tidak untungnya) jadi kader perempuan di parpol, isu kesehatan yang menjadi bidangnya, dan lain-lain topik seru.