Ibu Maryani L. Djojohadikusumo dan Ibu Rani D. Sutrisno pengurus pusat DPP Partai Gerindra, melayat ke rumah duka di Bintaro, 15 Februari 2019.
Innalillahi wainna ilaihi rajiun…
PEREMPUAN INDONESIA RAYA berduka cita mendalam atas berpulangnya tokoh olahraga, pelari legendaris Indonesia, pernah pemegang rekor manusia tercepat Asia 1985, kader Partai Gerindra, Wakil Ketua Umum bidang Olahraga DPP Partai Gerindra.
PURNOMO MUHAMMAD YUDHI (56 tahun)
Semoga Allah SWT melapangkan kubur dan memaafkan semua khilafnya, meninggikan derajatnya.
Dan, perjuangan dan kiprahnya dalam olahraga atletik khususnya lari jarak pendek, dapat menjadi contoh semua anak muda Indonesia. Aaminn…
Jakarta, 15 Februari 2019.
Tim Situs PIRA: pira.or.id
Jakarta, CNN Indonesia — Salah satu sprinter legendaris Indonesia, Purnomo Muhammad Yudhi meninggal dunia pada Jumat (15/2).
Purnomo meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah pada pukul 09.41. Purnomo meninggal pada usia 56 tahun.
“Almarhum adalah salah satu putra terbaik bangsa yang pernah menorehkan prestasi sebagai manusia tercepat di Asia. Selain itu, almarhum adalah salah satu pejuang politik terbaik Partai Gerindra yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Olahraga,” ucap Edhy Prabowo, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
Purnomo adalah salah satu sprinter terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Purnomo pernah memenangkan medali emas SEA Games dan medali emas Kejuaraan Asia.
Selain pernah jadi pelari tercepat di Asia, Purnomo juga ambil bagian di Olimpiade 1984 yang berlangsung di Los Angeles. Saat itu Purnomo lolos ke babak semifinal.
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Imam Nahrawi mengucapkan bela sungkawa atas berpulangnya Purnomo.
“Innalillahi wainna ilaihi rojiun, berduka cita mendalam atas meninggalnya pak Purnomo, semoga tempat termulia disisiNya, Aamiin Yaa Allah,” ucap Imam ketika dihubungi CNNIndonesia.com.
Duka juga dirasakan manusia tercepat Asia Tenggara Suryo Agung setelah menerima kabar duka sekitar pukul 10 pagi waktu Indonesia barat. Sebelumnya Suryo sudah mengetahui kondisi Purnomo yang mengidap sakit dan menjalani perawatan.
Suryo menilai Purnomo sebagai sosok yang peduli terhadap sesama dan pernah memberinya wejangan.
“Dulu masih zaman jadi atlet sempat berpesan, ‘kalau sudah juara SEA Games dan punya rekor, jangan berpuas diri, jangan leha-leha.’ Setelah pensiun, beliau berpesan agar berbuat sesuatu untuk atletik Indonesia dari sisi apapun tidak harus jadi pelatih tapi yang penting tujuannya untuk atletik,” terang Suryo.
(ptr/nva Sumber : cnn.com)